BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini sebagian besar orang di
seluruh dunia sering dihadapkan pada masalah-masalah yang bersifat psikologis
seperti stres, kecemasan, mudah marah, trauma, dan mudah putus asa. Demikian
juga masalah lain yang sering terjadi seperti masalah kesehatan, asmara, kemiskinan,
dan ketidakpedulian sosial. Secara umum, semua permasalahan yang disebutkan ini
memiliki kaitan dengan bagaimana kesehatan rohani atau kekuatan rohani yang ada
pada masyarakat umumnya dan umat Hindu khususnya. Kesehatan rohani yang baik
erat kaitannya dengan seberapa besar kebaktian dan kesadaran kepada Tuhan.
Semakin bhakti dan ingat seseorang
kepada Tuhan, semakin tinggi tingkat kesehatan rohani seseorang. Pada diri
manusia terdapat dua aspek yang berbeda, namun saling melengkapi yaitu aspek
jasmani atau material dan aspek rohani atau spiritual. Manusia dapat hidup
dengan baik bila kedua aspek ini berkembang secara seimbang, harmonis, dan
sinergi. Di jaman kaliyuga, hampir semua orang mengejar materi, kekayaan,
pengakuan status sosial, sehingga jarang memiliki waktu untuk mengembangkan
aspek spiritual, dan akhirnya terjadilah akumulasi yang berat sebelah, hidup
tidak seimbang, tidak harmonis, akibatnya akan terjadi gangguan pada kesehatan
rohani.
Selama
ini, baik dokter maupun pasien menyadari bahwa penyakit-penyakit yang
diderita sesungguhnya bersifat psikosomatis dan penyakit ini tidak dapat
dipisahkan dari pikiran. Bakteri dan virus berada di sekitar kita dan di dalam
tubuh kita setiap saat, namun tidak berbahaya. Sistem kekebalan tubuh,
pertahanan tubuh kita, seperti sel-sel darah putih selalu siap menyerang dan
menghancurkan benda-benda asing yang memasuki tubuh dan melindungi tubuh
terhadap segala infeksi. Tetapi bila kita berada pada emosi yang negatif
seperti sedih, putus asa, khawatir, tidak sabar, mudah marah, maka sistem
kekebalan tubuh menjadi lemah dan keadaan ini memberi peluang pada bakteri
untuk berkembang biak dalam tubuh dan jatuh sakit. Hubungan antara perasaan
yang negatif dan terjadinya serangan penyakit mengakibatkan sistem kekebalan
tubuh menjadi tidak normal, menciptakan ketidakseimbangan hormon yang
mengakibatkan bertambahnya produksi sel-sel yang abnormal dan melemahkan serta
menghancurkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan orang yang memilih pergi ke
dokter, dianjurkan untuk minum obat pengurang rasa sakit dan obat penenang,
sehingga terancam dengan efek samping pengaruh obat tersebut. Oleh karena itu,
saatnyalah kita kembali ingat dan sadar untuk menyeimbangkan kedua aspek
kehidupan itu melalui yoga, karena yoga tidak hanya terbatas pada latihan fisik
(badan) tetapi yoga juga melatih pikiran dan jiwa.
Yoga adalah suatu metode untuk mencapai
keselarasan tubuh, pikiran, dan jiwa yang terbaik dan terlengkap. Pengaruh
pikiran terhadap tubuh lebih kuat daripada pengaruh tubuh terhadap pikiran.
Yoga bukan hanya latihan fisik tetapi juga melatih mental untuk membangkitkan
kedamaian pikiran, perlu diingat bahwa dalam pikiran yang sehat juga terdapat
pikiran yang sehat. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa tubuh dapat
mempengaruhi pikiran dan pikiran dapat mempengaruhi tubuh. Kemarahan, cinta
yang membabi buta, kebencian, kesedihan, kepercayaan, harapan, malu, takut,
kebaikan, kecemburuan, semua ini adalah jenis emosi yang berbeda-beda, hal-hal
kecil dapat mengubah emosi menjadi temperamental yang dapat menyebabkan
degradasi sistem syaraf dan kelenjar-kelenjar endokrin. Yoga memiliki
metode-metode untuk membawa mental pada wilayah dimana seseorang praktisi yoga
dapat mencapai Tuhan dan memahami alam semesta. Melalui yoga, kita dapat
memahami evolusi manusia secara alami, memahami ilmu pengetahuan universal,
seni, filsafat, sains, dan pengetahuan spiritual. Penyakit kelebihan makan atau
diet yang tidak seimbang, terlalu banyak bekerja, kelelahan, susah tidur,
sebagian besar permasalahan ini tidak dapat diatasi secara total oleh rumah
sakit ataupun dokter. Permasalahan ini hanya dapat ditanggulangi jika manusia
sehat baik dalam pikiran, perkataan, perbuatan, dan tidak terlalu
materialistis.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
menanamkan yoga sejak dini adalah melalui pendidikan budipekerti di
sekolah-sekolah maupun di pasraman dengan memasukkan pelajaran yoga ke dalam
kurikulum pendidikan. Mereka diberi latihan disiplin spiritual secara bertahap
sesuai dengan tahapan astangga yoga.
Latihan yoga akan membuat jiwa peserta yoga lebih tenang dan mudah konsentrasi,
sehingga lebih mudah menyerap materi pelajaran, serta menjadikan seseorang
lebih pintar dan cerdas. Latihan yoga merupakan kegiatan yang menyenangkan
karena dapat diiringi dengan musik-musik lembut, mantram yang merdu dan
menenangkan. Melalui latihan yoga, peserta akan memiliki bekal ilmu bagaimana
nanti mengembangkan secara seimbang dan harmonis dua aspek kehidupan yaitu
aspek jasmani/material dan aspek rohani/spiritual. Upaya lainnya adalah
pemerintah atau golongan masyarakat yang mampu membangun dan menyediakan
fasilitas untuk kegiatan spiritual sepeerti Yoga
Centre yang dapat digunakan untuk berlatih yoga, mengingat pentingnya
peranan yoga untuk melestarikan pancaran energi/vibrasi spiritual.
Berdasarkan uraian masalah ini, maka
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: “Yoga Dalam Hubungan Kesehatan
Jasmani dan Rohani” (Studi pada Umat Hindu yang Melakukan Yoga di Tradisional Patanjali
Yoga Cabang Lampung).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
- apakah gerakan-gerakan yoga berkaitan dengan kesehatan jasmani?
- apakah gerakan-gerakan yoga berkaitan dengan kesehatan rohani?
- gerakan-gerakan yoga yang manakah yang berkaitan dengan kesehatan jasmani dan rohani?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. mendeskripsikan kaitan yoga dengan
kesehatan jasmani.
2. mendeskripsikan kaitan yoga dengan
kesehatan rohani.
- mendeskripsikan gerakan-gerakan yoga yang berkaitan dengan kesehatan jasmani dan rohani.
D. Manfaat Penelitian
1. Mengenalkan kepada masyarakat bahwa yoga dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
2. Menambah
pemahaman masyarakat bahwa yoga merupakan pilar penting dalam ber-sadhana.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian
Pustaka
Definisi yoga adalah sthiram sukham asanam yang berarti bahwa keadaan yang nyaman dan
mantap (Sivananda, 1969;13). Jadi yogasanas
dalam hal ini dilaksanakan untuk memperkuat kemampuan seseorang untuk duduk
pada satu posisi tanpa kegelisahan untuk jangka waktu yang lama. Pengertian lain dari yoga adalah penyatuan
yaitu penyatuan antara jiwa spiritual dengan jiwa universal. Dikatakan pula
bahwa yoga adalah pembatasan pikiran-pikiran yang selalu bergerak. Yoga dalam
kitab suci Rgveda disimbulkan dengan “tapas”
yang lebih fokus terhadap pengendalian indriya.
Bila seseorang ingin berhasil dalam yoga,
ia harus berusaha melepaskan diri dari ikatan duniawi secara berlebihan,
seperti halnya bunga teratai yang tumbuh di telaga. Semakin manusia terikat
dengan kehidupan duniawi semakin banyak saat-saat bahagia dan sedih yang
dirasakan. Hal ini tidak menganjurkan seseorang untuk meninggalkan keluarga,
harta benda, masyarakat dan kewajibannya, tetapi dengan tidak membiarkan
faktor-faktor tersebut menguasai pikiran, perasaan, sehingga membuat manusia
terombang-ambing oleh kebahagiaan dan kesedihan.
Yoga tidak hanya memberikan ketenangan
psikologis bagi para pelakunya, namun juga banyak memberikan keuntungan
kesehatan. Yoga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengubah kinerja
biokimia tubuh sehingga mencegah berbagai jenis penyakit, khususnya sindrom
metabolik. Berbagai penyakit yang dikenal dengan sindrom metabolik adalah
gabungan beberapa faktor, yakni timbulnya risiko serangan jantung, tekanan
darah tinggi, obesitas, dan diabetes mellitus. Agrawal (2002), mengungkapkan
bahwa dari 101 remaja yang mengalami sindrom metabolik, didapatkan sekitar 55
remaja yang menjalani terapi yoga secara teratur selama tiga bulan, memiliki
kondisi tubuh lebih sehat dibandingkan remaja lain yang tidak menjalani terapi
yoga, hal ini terbukti dari tekanan darah, kadar gula, trigliserida yang
normal, lingkar pinggang yang ramping, dan kadar kolesterol baik (HDL) mereka
yang tinggi. Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Anette
Kjellegren (2002) yang mengungkapkan bahwa dari 55 remaja yang melakukan
latihan Sudarshan Kriya satu jam per
hari selama enam hari seminggu, lalu melakukan relaksasi selama 15 menit setiap
hari, maka setelah 48 hari, kondisi fisik para remaja ini menjadi lebih bugar.
Para remaja itu tidak lagi mengalami perasaan ketakutan, stress, dan depresi,
karena yoga mampu memberikan efek rileks dengan mereduksi aktivitas syaraf yang
menyebabkan kecemasan, menekan hormon kortisol yang memicu stress, dan
meningkatkan zat antioksidan sehingga menimbulkan rasa optimistis.
Risiko serangan jantung, yang merupakan
penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia, dapat diturunkan dengan terapi
yoga. Studi yang dilakukan oleh Satish Sivasankaran, dalam Peck (2004:2) mengungkapkan
bahwa latihan yoga setidaknya tiga kali seminggu akan menurunkan tekanan darah
dan detak jantung karena dengan beryoga membuat pembuluh darah menjadi semakin
lentur, sehingga dapat berkontraksi dengan lebih baik. Pembuluh darah yang
dapat berkontraksi dengan baik menyebabkan aliran darah menjadi lancar dan
penyumbatan menjadi terkikis. Dua penelitian hipertensi dari jurnal medis
Inggris, The Lancet, membandingkan
efek Savasana dengan hanya berbaring
di sofa. Setelah tiga bulan melakukan Savasana,
ternyata gerakan tersebut mampu menurunkan tekana darah sistolik sebanyak 26
pon dan 15 poin pada tekanan diastolik.
Yoga juga bermanfaat
untuk mengurangi serangan asma. Amy Bidwell (2003) menyatakan bahwa dengan
melakukan yoga selama sepuluh minggu berturut-turut dapat mengurangi gejala
asma sampai setengahnya. Penderita asma mengalami perbaikan kualitas hidup
sebesar 42,5% daripada sebelum mereka mengikuti latihan yoga. Dengan melakukan
gerakan-gerakan yoga, dapat memperkuat otot dada yang telah berkurang
kemampuannya pada penderita asma, menstabilkan sistem syaraf otonom, dan membantu
membersihkan jalan udara.
Kanker payudara merupakan penyakit yang
sangat menakutkan baik secara fisik maupun psikologis bagi pasien. Pasien harus
tahan terhadap efek samping beragam pengobatan kanker selama periode waktu yang
lama. Hal ini
menyebabkan kegelisahan, depresi, dan reaksi psikologis lain yang dapat
mempengaruhi kepatuhan berobat pasien. Persepsi stress ini selanjutnya akan
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan menghambat respon antitumor terhadap kanker.
Namun menurut hasil penelitian Raghavendra (2001), dengan memberikan intervensi
yoga pada pasien kanker payudara dapat meningkatkan suasana hati, kualitas
hidup, respon imun antitumor, hasil pascaoperasi yang lebih baik, dan
mengurangi gejala-gejala yang terkait pengobatan seperti muntah dan keracunan. Sakit
pada punggung bagian bawah dapat menyebabkan orang-orang untuk berhenti
berolahraga karena ketidaknyamanan atau ketakutan akan melukai punggung mereka
lebih jauh lagi. Kurangnya aktivitas dapat menyebabkan otot-otot di bagian
punggung melemah dan menimbulkan rasa sakit yang lebih kronis. Menurut Todd J.
Albert (2001), dengan melakukan Iyengar
yoga, dapat membantu membalikkan otot-otot yang lemah dengan memperkuat
otot-otot tersebut pada daerah punggung, perut, dan bokong yang merupakan kunci
untuk menstabilkan batang tubuh dan mengurangi beban pada tulang belakang. Yoga juga baik dilakukan untuk menguatkan
tulang lengan dan kaki yang rentan terkena osteoporosis dan meningkatkan
kepadatan tulang belakang.
Yoga dapat mendatangkan kebahagiaan.
Latihan yoga konsisten memperbaiki tingkat kecemasan (depresi), meningkatkan
kadar serotonin, dan menurunkan kadar kortisol. Richard Davidson, menemukan
bahwa korteks prefrontal kiri terlihat meninggi pada orang yang bermeditasi.
Penemuan itu mengkorelasikan kadar kebahagiaan yang lebih tinggi dan fungsi
kekebalan tubuh yang lebih baik. Kadar lebih tinggi ditemukan pada pecinta yoga
yang telah berlatih selama bertahun-tahun. Hal ini diperkuat dengan penelitian
yang dilakukan oleh tim dokter dari Boston yang menemukan bahwa yoga dapat
meningkatkan kadar Gamma-Aminobutiric
(GABA) di otak sampai 27%. Depresi dan gangguan kecemasan disebabkan oleh
kurangnya kadar GABA, dan dengan latihan yoga satu kali pun akan segera memperlihatkan
manfaat bagi penderita.
B. Deskripsi Konsep
Yoga berasal dari akar kata sansekerta ”yuj” artinya menyatukan diri dengan Brahman.
Menurut Mahayogi Patanjali, yoga adalah hubungan antara roh yang berpribadi
dengan roh yang universal (Tuhan). Dengan demikian kata yoga memiliki arti
hubungan atau penghentian gerak pikiran yang disebut cittawrtti nirodha. Sedangkan menurut ajaran Samkhya, yoga adalah adanya kekuatan purusa dan kekuatan prakerti
yang merupakan dasar pembentukan jasmani dan rohani, dan dengan kekuatan inilah
terciptanya alam semesta beserta isinya. Menurut Worby (2007:2), salah seorang
praktisi yoga, mendefinisikan bahwa yoga merupakan suatu bentuk seni dan ilmu
pengetahuan kuno yang berasal dari India yang pada mulanya dirancang untuk memperkuat
dan membentuk sikap tubuh, menenangkan, serta memusatkan pikiran untuk masuk ke
dalam meditasi.
Menurut Hisbullah (1972:12), kesehatan
jasmani diartikan sebagai kesanggupan untuk melakukan kerja secara efisien,
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesehatan jasmani terwujud apabila
sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang
secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau
tidak mengalami gangguan. Kesehatan jasmani terdiri dari lima komponen dasar
yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, yaitu daya tahan
kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan/ fleksibilitas, dan
komposisi tubuh.
Kesehatan mental (rohani) mencakup 3 komponen, yakni
pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir
atau jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih, dan
sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan (Brahman). Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang
dianutnya.
C. Landasan Teori
1. Yoga
Asanas
Yoga berasal dari akar kata sansekerta ”yuj” artinya menyatukan diri dengan
Brahman. Yoga adalah suatu
sistem kesehatan paripurna yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik,
memberikan ketenangan pikiran, dan kedamaian jiwa. Kebahagiaan sempurna dapat
dicapai jika manusia menumbuhkan kesadaran dengan membebaskan diri dari
keterikatan dan menarik semua objek indriya ke dalam. Dalam filsafat yoga
dikatakan bahwa manusia memiliki sembilan pintu dalam tubuhnya, yaitu: kedua
mata, kedua telinga, kedua lubang hidung, mulut, sistem reproduksi, dan lubang
anus. Kesembilan pintu tersebut letaknya berdekatan dan melalui pintu-pintu itu
manusia dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Disebutkan pula bahwa arah
tujuh pintu dalam badan kita selalu ke atas dan dua pintu arahnya ke bawah.
Pada waktu melakukan yoga, kesembilan pintu tersebut perlu diarahkan ke atas.
Seluruh gerakan tubuh dalam yoga bertujuan untuk meningkatkan dan merasakan
aliran energi di dalam tubuh. Dengan memahami badan sendiri, seseorang dapat
memahami atmannya sendiri.
Dalam yoga, diajarkan bagaimana caranya mengontrol
indriya dan bagaimana melihat ke dalam diri, bukan ke luar. Semakin seseorang
mampu melihat ke dalam, maka ia tidak akan membiarkan faktor-faktor dari luar
mengganggu ketenangan batinnya. Sebenarnya kebahagiaan manusia bersemayam di
dalam dirinya, akan tetapi seringkali manusia tidak menyadari hal tersebut,
sehingga mereka sibuk mencari kebahagiaan semu dari luar dirinya. Hal inilah
yang menjadi perenungan dalam yoga, yaitu bagaimana menemukan kebahagiaan
sejati dalam hidup. Dengan
mempraktekkan yoga secara teratur seseorang berlatih untuk melepaskan emosinya
secara positif dan tidak terlalu dramatis dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila
setiap individu mempraktekkan hal tersebut, maka permasalahan dalam masyarakat
akan berkurang dan hubungan antar umat manusia akan menjadi lebih harmonis.
Dalam Sutra Yoga dijelaskan ada dua tujuan yang
perlu diraih dalam kehidupan ini, yaitu kebahagiaan dan kedamaian. Kebahagiaan
bisa didapat melalui kekayaan, keluarga yang baik, sahabat akrab, jabatan, keberhasilan
anak-anaknya, dan sebagainya. Akan tetapi, kebahagiaan tersebut bersifat
relatif (tidak kekal), belum tentu memberikan kedamaian. Kedamaian hanya bisa
diperoleh dengan cara menggunakan pikiran untuk mengontrol panca indriya,.
Setelah itu memusatkan pikiran tersebut kepada Brahman melalui konsep yoga. Ada
dua konsep yoga yaitu: “pease within”
atau kedamaian dala diri manusia. Kedamaian ini dapat diperoleh pada waktu kita
meditasi, sembahyang, pergi ketempat suci, mendengarkan ceramah, membaca kitab
suci, atau bertirta yatra. Kedamaian yang kedua adalah “pease outside” atau kedamaian di jagat raya. Kedamaian yang kita
dapatkan dengan melakukan yoga dan sembahyang
yang hasilnya sempurna, apabila kita bisa menciptakan kedamaian dalam
masyarakat. Seorang praktisi yoga akan
memilih jalan damai dan tidak mementingkan diri sendiri dalam mencari solusi
dari setiap permasalahan yang muncul. Ia merasa bertanggung jawab untuk
menciptakan kedamaian di dalam dirinya, keluarga, dan masyarakat.
Yoga sering diibaratkan sebagai pohon yang
memiliki banyak cabang dan ranting tetapi tetap tumbuh dari satu benih. Kesembilan cabang yoga itu adalah:
a)
Jnana Yoga
Jnana Yoga berorientasi pada kebijaksanaan dan
pengetahuan. Ini adalah yoga
bagi pikiran. Setiap praktisi yoga yang hidup dengan mengandalkan
intelektualitas mereka akan tertarik dengan ilmu pengetahuan ini.
b) Karma Yoga
Karma
Yoga berorientasi pada
pelayanan. Hidup adalah sebuah konsekuensi dari tindakan-tindakan di masa
lampau, oleh karena itu keputusan-keputusan yang diambil dalam hidup dapat
dipilih dengan kesadaran penuh untuk menciptakan masa depan yang bebas dari
keegoisan dan hal-hal yang negatif.
c) Bhakti
Yoga
Bhakti
Yoga berorientasi pada
hati dan pengabdian. Seorang pelaku bhakti
yoga melihat sisi ketuhanan dalam diri setiap makhluk dan mengabdikan dirinya untuk menumbuhkan
kemampuan menerima, mencintai, dan bertoleransi pada segala sesuatu.
d) Yantra Yoga
Yantra
Yoga adalah penyatuan
melalui energi chakra. Chakra artinya saluran energi yang
berada pada setiap bagian-bagian tubuh manusia mulai dari tempat di antara anus
dan organ reproduksi sampai pada pusat kepala. Berputarnya roda energi akan
menimbulkan pusaran energi, pusaran energi yang terbentuk akan dialirkan ke
alat-alat organ dalam pada tubuh fisik melalui nadi yang sangat halus, dan
aliran ini bertanggung jawab atas kerja dan fungsi organ dalam di dalam tubuh
fisik.
e)Mantra Yoga
Mantra
Yoga adalah penyatuan
melalui bunyi dan suara (nada, gema, dan aksara suci). Mantra adalah kekuatan
yang bersinar, yang dapat mengubah mental dengan mengeluarkan getaran pikiran
istimewa. Getaran ritmik yang diakibatkan oleh mantra dapat mengatur gerakan
yang tak tetap dan dapat menghentikan kecenderungan pikiran di dalam cipta.
f)
Tantra Yoga
Tantra Yoga berorientasi pada hal-hal yang bersifat
ritual. Latihan tantra yoga melengkapi
berbagai ritual sehingga dapat mengalami kesakralan dan kehormatan dalam segala
hal yang dilakukan, dan sangat menarik bagi orang-orang yang menyukai berbagai
upacara, perayaan, dan ritual.
g) Kundalini (Laya Yoga)
Kundalini
Yoga adalah penyatuan
melalui pembangkitan energi kundalini. Untuk membangkitkan kundalini perlu
pengetahuan yang cukup dan perlunya pembimbing spiritual (guru). Kundalini
artinya berputar seperti roda atau bentuk ular api. Kundalini berada di antara
satu sampai tiga inchi di antara atas anus dan kemaluan.
h) Raja Yoga
Raja
Yoga adalah penyatuan melalui penguasaan pikiran
dan mental. Raja Yoga adalah raja dari semua Yoga. Ia secara langsung
berurusan dengan batin. Dalam Yoga ini tidak ada perjuangan dengan Prana maupun jasmani (Apana). Tidak diperlukan lagi kriya-kriya dari Hatha Yoga. Yogin duduk
dengan sederhana, memperhatikan dan mententeramkan gelembung-gelembung
pemikirannya. Ia mengheningkan cipta, menjinakkan gelombang pikiran dan
memasuki kondisi tanpa pemikiran atau Asamprajñata
Samãdhi.
i) Hatta
Yoga
Hatta Yoga merupakan latihan pembersihan diri melalui postur
yoga (asana), latihan pernapasan (pranayama), kuncian/pemurnian (bandha), segel/ikatan (mudra), relaksasi, dan meditasi untuk
meningkatkan keseimbangan dan kekuatan badan, pikiran, dan jiwa. Latihan yoga
ini dirancang dengan lembut, bersifat alamiah, penuh perenungan, tidak bersifat
kompetitif, tidak menyiksa tubuh, dan tidak membutuhkan peralatan yang banyak,
tidak berat, dan tidak lama.
Berdasarkan
hal tersebut, penulis memfokuskan penelitian ini pada Hatta Yoga. Hatta Yoga mengacu pada unsur dasar yoga yaitu Astanga Yoga (delapan tahap untuk
memurnikan tubuh serta pikiran) menuju ke dalam suatu pencerahan, yaitu:
a)
Yama (Pengekangan diri/pengendalikan diri)
merupakan pelajaran etika moral yang menjadi dasar
bagi perkembangan spiritual yang harus dipatuhi. Yama ini dibagi lagi menjadi lima aspek yaitu: Ahimsa (tanpa
kekerasan), Satya (selalu menjunjung kebenaran dalam berpikir, berkata,
dan berbuat), Asetya (tidak menginginkan harta milik orang lain), Brahmacarya
(menjaga kecucian/tidak mengumbar nafsu), Aparigraha (tidak rakus, tidak
berlebihan, selalu dalam kesederhanaan).
b) Niyama (Ketaatan moral/ displin)
merupakan prinsip etika yang harus dilakukan oleh
para praktisi yoga. Niyama ini dibagi
lagi menjadi lima aspek yaitu: Svadhyaya (belajar agama secara teratur), Tapa
(menjaga indriya, tahan uji terhadap godaan), Saucha (suci lahir
dan batin), Santosa (kedamaian), Isvara pranindhana (berserah diri
pada Tuhan).
c) Asana yaitu sikap tubuh yang benar dan menyenangkan, bertujuan untuk
memurnikan dan memperkuat tubuh serta pikiran.
d) Pranayama yaitu mengatur napas (menarik, menahan, dan
mengeluarkan) secara benar, bertujuan untuk memperpanjang kehidupan.
e) Pratyahara yaitu menarik indriya dari hal-hal
yang bersifat duniawi.
f) Dharana (konsentrasi) yaitu memusatkan
pikiran pada satu wujud.
g) Dhyana
yaitu proses meditasi yang tenang dan tidak terganggu oleh keadaan
sekelilingnya, konsentrasi yang lebih mendalam.
h) Samadhi (kesadaran tertinggi) yaitu tahap
akhir dari meditasi, berupa kesadaran akan bersatunya Atman dengan
Paratman.
Empat aliran besar Hatha Yoga yang umum
dipraktikkan:
a. B.K.S.
Iyengar, dipopulerkan oleh Bellur Krishnamachar Sundararaja Iyengar. Iyengar
mengibaratkan yoga seperti batang pohon, yang disebut pohon yoga dan
memberikan perhatian khusus pada hubungan antara yoga dengan anatomi,
fisiologi, dan patologi.
b. Sivananda,
dipopulerkan oleh Sri Swami Vishnu-devananda. Sebuah yoga klasik yang dikembangkan berdasarkan
pada sistem lima aspek (5 prinsip yoga)
yang dapat membantu seseorang untuk mengembangkan kesehatan fisik, mental dan
spiritual. Lima prinsip yoga itu adalah berlatih dengan benar, pernapasan yang
benar, relaksasi yang tepat, berpikir positif, pola makan seimbang.
c. Ashtanga
yoga disebut juga dengan power yoga. Terkenal dengan Vinyasa
(aliran yang tidak tersela) atau ”mengalir” (Sansekerta),
diikuti dengan pranayama, dan bandha.
d. Kundalini
yoga yaitu penyatuan melalui pembangkitan energi Kundalini shakti.
Tujuan dari Hatha Yoga adalah meningkatkan kesehatan dan kekuatan tubuh dengan cara memanfaatkan sumber cadangan energi
tubuh (chakra) dan sumber
prana. Chakra
adalah kumparan energi dalam tubuh. Chakra merupakan pusat
energi spiritual yang ada dalam tubuh manusia
yang berperan dalam:
- penyerapan energi dan mendistribusikan energi tersebut keseluruh tubuh.
- mengendalikan, memberi energi dan bertanggung jawab atas berfungsinya seluruh tubuh dan organ tubuh.
- mempengaruhi fungsi kerja kelenjar endokrin yang bertugas dalam menjaga agar tubuh, pikiran dan jiwa tetap dalam kondisi yang seimbang dan harmonis.
Chakra
terletak dalam kanal
sushumna nadi (dalam rongga tulang punggung) hingga ke ubun-ubun. Tujuh chakra
utama dalam tubuh manusia :
a. Muladhara (dalam bahasa Sansekerta
“dasar” atau “akar pendukung”) adalah chakra
dasar yang berhubungan dengan daya tahan fisik, berkaitan dengan kemauan untuk
bertahan hidup dan mempengaruhi vitalitas. Chakra
ini mengendalikan dan memberi energi pada otot dan sistem kerangka, tulang
punggung, kelenjar adrenal, produksi dan sifat darah yang dihasilkan. Chakra ini, juga mempengaruhi dan
memberi energi pada organ seks. Gangguan fungsi chakra ini akan bermanifestasi pada penyakit radang sendi (artritis),
gangguan tulang punggung, gangguan pertumbuhan, vitalitas yang rendah, gangguan
darah, kanker, leukemia, alergi dan lambatnya penyembuhan luka dan tulang.
b. Svadistana (“tempat tinggal diri”)
adalah chakra sacral atau seksual
terletak di tulang panggul, sekitar dua inchi dibawah pusar, berkaitan dengan kepuasan
dan gairah diri. Tugas utama dari chakra
ini adalah yang berhubungan pada penyerapan/distribusi prana dan organ kemih. Gangguan
fungsi dari chakra ini akan berakibat
pada menurunnya fungsi daya seksual dan kandung kemih.
c. Manipura (“kota permata”), adalah chakra daerah perut. Berhubungan dengan
kekuasaan, kekuatan fisik, dan berkaitan dengan kemauan keras. Tugas utama dari
chakra ini adalah mengendalikan dan memberi
energi pada organ-organ pencernaan diantaranya diafragma, pankreas, ginjal,
hati, lambung, usus besar, usus halus, usus buntu, dan mempengaruhi kualitas
darah. Gangguan fungsi pada chakra
ini akan bermanifestasi sebagai penyakit diabetes mellitus, tukak lambung, radang
hati, penyakit jantung dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan organ-organ
tersebut.
d. Anahatta (“suara yang tak dibunyikan”) adalah chakra jantung. Berkaitan pada rasa cinta, kasih sayang, sosial dan
persatuan. Tugas utama dari chakra
ini adalah mengendalikan dan memberikan energi pada jantung, kelenjar timus,
paru-paru dan sistem peredaran darah. Gangguan fungsi dari chakra ini akan bermanifestasi sebagai penyakit jantung, penyakit
sistem peredaran darah, paru-paru seperti asma, tuberkulosis, pneumonia (radang
paru-paru).
e. Visudhi (“murni”) adalah chakra tenggorokan, berkaitan dengan
komunikasi, kreativitas dan ekspresi diri. Tugas utama dari chakra ini adalah mengendalikan dan
memberikan energi pada tenggorokan, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid dan sistem
getah bening. Gangguan fungsi dari chakra
ini akan bermanifestasi sebagai penyakit tenggorokan, asma, gondok.
f. Ajna (“perintah” atau “otoritas”)
adalah chakra dahi atau mata ketiga, berkaitan dengan
imajinasi dan intuisi. Tugas utama dari chakra
ini adalah mengendalikan dan memberikan energi pada kelenjar hipofisis,
pineal, kelenjar edokrin dan otak. Gangguan fungsi chakra ini bermanifestasi
sebagai penyakit yang berkaitan dengan kelenjar endokrin seperti gondok, diabetes
mellitus.
g. Sahasrara (“ribuan kelopak”) adalah chakra mahkota terletak di ubun-ubun yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,
edukasi diri, kesadaran dan berkaitan pada spiritual dan budi luhur. Tugas
utama dari chakra ini adalah
mengendalikan dan memberikan energi kepada kelenjar pineal, kelenjar pituitari,
otak serta seluruh kepala dan merupakan salah satu tempat masuk parana utama. Gangguan
fungsi chakra ini akan bermanifestasi
sebagai penyakit fisik maupun psikologis.
Chakra/energi spiritual ini berkaitan erat dengan ketujuh endrokrin utama dalam
tubuh yang mempengaruhi kesehatan, kebugaran serta keseimbangan psikologi
seseorang lewat pengeluaran hormon. Prana adalah sumber energi utama yang
mempertahankan kehidupan dan kesehatan tubuh. Tiga sumber utama energi prana
adalah matahari, udara, dan bumi (gravitasi bumi). Prana yang berasal dari
matahari bermanfaat untuk memperkuat seluruh tubuh dan membentuk tubuh yang sehat.
Prana yang berasal dari udara diserap oleh paru-paru kita melalui proses
pernapasan dan diserap chakra tubuh. Prana
yang berasal dari bumi diserap oleh tubuh melalui telapak kaki khususnya
telapak kaki yang tidak beralas. Air berasal dari prana matahari, udara dan
bumi.
Manfaat Hatta Yoga adalah:
- meningkatkan fungsi kerja kelenjar endokrin (hormonal) dalam tubuh, antara lain:
a.
kelenjar
pituitari, sebagai kordinator seluruh kelenjar, mengatur kerja sel tubuh.
b.
kelenjar
pineal, bersama dengan kelenjar adrenal pada masa menopouse akan menghasilkan
senyawa sejenis estrogen.
c. kelenjar tiroid, mengatur
metabolisme tubuh.
d. kelenjar paratiroid, mengatur dan
mempertahankan kalsium dalam darah.
e. kelenjar tymus, bekerja untuk
kekebalan tubuh.
f. kelenjar pankreas, mengeluarkan
tiga macam enzim pencernaan, menghasilkan glukosa (gula darah), menghasilkan
insulin (mengatur gula dalam darah), menetralkan asam lambung yang masuk ke
usus 12 jari.
g. kelenjar adrenal, menstimulasi
persediaan glukosa dalam lever, menambah produksi hormon estrogen/androgen.
h. kelenjar estrogen, mengatur
kalsium dalam tulang.
i.
kelenjar
progesteron, merangsang pembentukan tulang.
2. meningkatkan sirkulasi darah keseluruh sel tubuh dan otak. Dengan
berlatih postur yoga dan teknik pernapasan maka aliran darah akan
terkonsentrasi ke bagian tubuh tertentu.
3. meningkatkan
kapasitas paru-paru saat bernapas.
4. meningkatkan
fleksibilitas otot-otot tubuh dan persendian serta menguatkan tulang.
5. rehabilitasi
postur tubuh menjadi lebih tegap dan simetris.
6. detoksifikasi.
7. regenerasi
dan revitalisasi sel-sel tubuh.
8. memperlambat
penuaan.
9. memurnikan
saraf pusat yang terdapat di tulang belakang.
10. relaksasi.
11. meningkatkan konsentrasi, meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan
untuk selalu berpikir positif.
Hatha yoga bekerja untuk memperbaiki fungsi kelenjar
dalam tubuh dan membebaskan sumbatan energi diantara chakra, memberikan kontribusi pada kadar hormon yang sehat dan
keseimbangan kalsium. Seseorang yang terbiasa berlatih hatta yoga secara teratur
maka ia dapat mendeteksi dan mengevaluasi kekuatan tubuh bagian atas dan tubuh
bagian bawah untuk mempertahankan kadar kalsium dan membentuk kekuatan otot,
memperbaiki fungsi ovarium/testikal, anak ginjal/adrenal dan paratiroid untuk
membentuk dan mempertahankan tulang yang kuat dan mencegah osteoporosis pada
masa menopouse (bagi wanita) dan andropause (bagi laki-laki), memperbaiki cara
kerja kelenjar anak ginjal/adrenal dan pineal guna untuk memproduksi senyawa
sejenis estrogen/androgen yang akan mengimbangi turunnya kadar
estrogen/androgen pada saat masa tua nanti, meringankan lima keluhan pada saat
menjelang menopouse (bagi wanita) yang paling umum antara lain: suasana hati
yang berubah drastis, kurang energi, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, berat
badan yang meningkat, dan pola tidur yang kacau.
Pranayama
“Prana”
berarti napas, energi dan “ayam”
berarti panjang atau memanjang. Pranayama adalah memanjangkan kehidupan atau pengendalian energi/napas. Dengan
melakukan latihan pernapasan atau pranayama
dengan teratur seseorang membersihkan diri dari dalam, sehingga pikirannya akan
menjadi tenang. Pranayama sama dengan
nadisodhana (pemurnian
jaringan-jaringan kekuatan batin). Dalam melakukan pranayama menggunakan teknik bandha.
Bandha artinya menahan atau
mengencangkan. Ada tiga jenis bandha
yaitu:
a.
Jalandhara
Bandha
Menarik prana (napas) kemudian tahan prana
dengan menundukkan kepala ke bawah, sehingga menutup saluran tenggorokan.
b. Uddyana
Bandha
Menarik perut ke dalam saat menarik prana, saat menahan prana.
c. Mula Bandha
Menutup otot anus dan organ reproduksi.
Seseorang yang tidak mengerti
tiga jenis bandha ini dan tidak
mengikutsertakan saat melakukan pranayama
tidak akan mendapatkan keberhasilan dalam pranayama.
Manfaat dari pranayama dalam yoga adalah:
a. Menambah
vitalitas.
Dengan melakukan pernapasan dalam, maka
paru-paru akan mendapat banyak oksigen, oksigen ini akan mengalir ke setiap sel
tubuh. Tanpa asupan oksigen yang cukup maka jaringan dan organ-organ tubuh akan
kekurangan energi vitalitasnya (prana)
dan akan cepat mati.
b. Memijat jantung.
Saat melakukan pernapasan secara teratur jantung
akan menerima pijatan yang menguntungkan, membuka sumbatan-sumbatan,
memperlancar aliran darah ke jantung dan akan meringankan kerja jantung. Secara
perlahan akan dapat memperbaiki atau bahkan mengobati banyak penyakit jantung.
c. Membersihkan
racun dalam tubuh.
Saat menarik napas, diafragma menekan ke bawah
yang akan memberikan rangsangan pada gerak peristaltik dari usus untuk
membersihkan sisa-sisa makanan, mencegah terjadinya sembelit, membersihkan
lemak, cairan dan gas yang berlebihan.
d. Menenangkan
pikiran.
Saat mempraktekkan pernapasan dalam secara teratur dan sadar
(berkonsentrasi), maka frekuensi gelombang otak akan pelan dan teratur, hal ini
menunjang aktivitas sel dan organ tubuh menjadi singkron dan merangsang
pengeluaran antibodi yang bekerja untuk melawan berbagai macam penyakit serta
merangsang pengeluaran hormon seperti melatonin, endorfin, epinefrin dan
lainnya yang bermanfaat untuk menenangkan saraf dan pikiran.
Teknik Melakukan Pranayama Dalam Hatta Yoga:
a) Abhyantar Pranayama
Posisi : Duduk dengan sikap bersimpuh (vajrasana), kedua tangan di atas paha.
Teknik: Tariklah prana melalui kedua hidung sambil angkat kepala ke atas, kemudian
tahan prana di rongga dada beberapa
waktu sesuai kemampuan, kemudian hembuskan napas. Pada saat menahan prana kepala menunduk. Ulangi pranayama ini sebanyak 3 kali dan
lakukan tiga bandha di atas.
Manfaat
: Menyembuhkan sesak napas, napas
pendek, membangkitkan kepercayaan diri.
b) Bahyantar Pranayama
Posisi: Duduk dengan sikap bersimpuh, kedua
tangan di atas paha.
Teknik: Tariklah prana melalui kedua lubang hidung, tahan
sebentar, kemudian hembuskan napas sampai habis, lalu tahan sesuai kemampuan.
Ulangi pranayama ini 3 (tiga) kali.
Setiap melakukan pranayama ini supaya disertai tiga bandha di atas.
Manfaat: Meningkatkan
kekebalan tubuh, tubuh menjadi lebih langsing, wajah bercahaya, meningkatkan
kesuburan organ reproduksi pria dan wanita.
c) Surya Bhedi Pranayama
Posisi : Duduk dengan sikap bersimpuh, kedua
tangan di atas paha.
Teknik : (1) Tutuplah lubang hidung kanan
dengan ibu jari tangan kanan, kemudian tarik
prana melalui lubang hidung kiri, tahan beberapa waktu sesuai kemampuan,
kemudian hembuskan napas melalui lubang hidung kanan dengan menutup terlebih
dahulu lubang hidung kiri. Ulangi pranayama
ini sebanyak 3 kali. Ingat: saat melakukan pranayama
ini tiga jenis bandha harus
dilakukan.
(2) Tutuplah lubang hidung
kiri dengan ibu jari tangan kiri, kemudian tarik prana melalui lubang hidung kanan, tahan beberapa waktu sesuai
kemampuan, kemudian hembuskan napas melalui lubang hidung kiri dengan menutup
terlebih dahulu lubang hidung kanan. Ulangi pranayama
ini sebanyak 3 kali. Ingat: saat melakukan pranayama
ini tiga jenis bandha harus
dilakukan.
Manfaat : Untuk menyeimbangkan
kedua energi dalam tubuh, energi matahari masuk melalui lubang hidung kanan dan
energi bulan masuk melalui lubang hidung kiri. Gunanya untuk menghilangkan
penyakit pilek, penyakit tenggorokan, sesak napas, dan menenangkan pikiran.
d) Anuloma Viloma Pranayama
Posisi : Posisi sama seperti saat melakukan surya dan candra bhedi pranayam.
Teknik : Tutuplah lubang hidung kanan dengan ibu jari tangan kanan,
kemudian tarik prana melalui lubang
hidung kiri, tanpa menahan prana,
lalu hembuskan napas melalui hidung kanan dengan terlebih dahulu menutup lubang
hidung kiri. Dalam melakukan paranayama ini, lakukan mula bandha.
Manfaat : Menyeimbangkan
tekanan darah, baik tinggi maupun rendah, melancarkan peredaran darah, susah
tidur, pari-paru basah, rasa takut, sakit kepala, migren, dan vertigo.
e) Bhastrika Pranayama (So-Ham)
Ada tiga tahap dalam
pelaksanaan bhastrika paranayam,
tahap pertama dilakukan dengan pelan, kedua lebih cepat, kemudian yang ketiga
dilakukan dengan cepat.
Posisi : Duduk dengan sikap bersimpuh.
Teknik : (1) Kepalkan kedua
tangan, letakkan sejajar bahu, kemudian gerakkan kedua tangan lurus ke atas dan
tarik kembali ke bawah dengan mengucapkan So-Ham.
Saat gerakkan tangan ke atas
ucapkan So dan saat tangan ditarik ke bawah ucapkan Ham. Lakukan pranayama ini 3 kali. Mula
Bhanda tetap dilakukan untuk
paranayama ini. (2) Kemudian dengan posisi yang sama seperti di atas ucapan
So-Ham diganti dengan tarikan prana
saat tangan ke atas, dan hembusan napas saat tangan ditarik ke bawah.
Manfaat : Menghilangkan stress, marah, tidak punya tenaga, tidak
bisa mengambil keputusan, selalu merasa lemah, tidak konsentrasi, pikiran
kacau, suka menjelek-jelekkan dan mengkritik orang lain.
f) Kapala Bhati
Posisi :
Duduk dengan bersimpuh.
Teknik : Tariklah perut ke
dalam bersamaan menarik prana dari
kedua lubang hidung (jangan kedengaran suara saat menarik prana), kemudian
hembuskan napas melalui kedua lubang hidung dengan bersuara. Lakukan pranayama ini
terus menerus selama 1 menit. Pranayama ini perlu dilakukan di bawah
bimbingan seorang guru, karena memiliki efek samping, bila salah melakukannya.
Manfaat : Mengecilkan perut, wajah menjadi bercahaya dan
tenang. Dilarang bagi wanita hamil, penderita stroke, dan serangan jantung.
g) Bhramari Pranayama
Posisi : Duduk dengan sikap bersimpuh.
Teknik : Tutuplah kedua telinga dengan kedua ibu jari,
kemudian tarik prana dalam-dalam
melalui kedua lubang hidung, hembuskan napas dengan lembut sambil mengeluarkan
suara mendengung seperti suara lebah secara berturut-turut 3-6 kali. Kemudian pada saat berhenti bersuara,
tetap tutup telingga dan dengarkanlah suara yang ada di dalam diri. Lakukan
sebanyak 3 kali.
Manfaat : Menenangkan pikiran
saat ada masalah mendadak, pikiran menjadi kuat, jauh dari penyakit telinga,
menegtahui suara batin, dan mengetahui kematiannya.
h) Ujjayi Pranayama
Posisi : Duduk dengan bersimpuh.
Teknik : Tutup sebagian tenggorokan, sehingga
ketika menarik dan hembuskan napas melalui hidung dengan mulut tertutup, udara akan
masuk melintasi batang tenggorokan yang sempit dan udara ini akan menggetarkan
pita suara bagian belakang, ketika menghembuskan napas ini akan menciptakan
bunyi desiran. Manfaat : Meningkatkan kapasitas paru-paru dalam menampung
oksigen yang diserap oleh pembuluh darah, meningkatkan vitalitas, membantu menenangkan
pikiran, mengendalikan emosi dan memberikan ketenangan mental.
i) Sitali Pranayama
Posisi : Duduk dengan bersimpuh.
Teknik : Saat menarik napas, julurkan lidah dan
lipat kedua sisi lidah membentuk tabung (udara yang masuk akan terasa dingin
melalui lidah), saat menghembuskan napas turunkan dagu, tutupkan mulut,
letakkan ujung lidah dibelakang gigi dan hembuskan napas melalui hidung.
Manfaat : Pernapasan ini memberikan efek
mendinginkan tubuh, sangat baik dilakukuan pada cuaca panas, menenangkan saraf.
j) Sitkari Pranayama
Posisi : Duduk dengan bersimpuh.
Teknik : Saat
menarik napas lebarkan kedua bibir seperti sedang tersenyum, ambil napas
melalui celah gigi, hembuskan napas melalui hidung. Teknik pernapasan ini
sebagai alternatif dari Sitali apabila tidak dapat melakukan menggulungkan
lidah.
3. Yoga Surya Namaskara
Surya
Namaskara berarti menghormat kepada matahari sebagai sumber kehidupan, merupakan suatu rangkaian dari beberapa
asana yang bergerak mengalir tanpa berhenti, dirancang untuk sesi pemanasan
bagi tubuh sebelum melakukan pose-pose selama dalam sesi yoga lengkap. Surya Namaskara merupakan suatu
rangkaian gerak yang terdiri dari dua belas asana.
Surya Namaskara merupakan latihan hatta yoga klasik yang berguna untuk
meregangkan dan mengencangkan seluruh otot dan persendian, memperpanjang
tulang, memperbaiki pernapasan dan denyut jantung. Latihan ini memberi gizi pada semua kelenjar
endokrin utama pada saat kita bernapas lebih dalam sepanjang melakukan urutan
gerakan. Latihan ini menyeimbangkan kadar hormon, meningkatkan energi,
menenangkan suasana hati dan menyeimbangkan kecepatan metabolisme untuk
mempertahankan berat badan.
Langkah-langkah Suryanamaskara :
a. Pranamasana/ Sikap berdoa
Sikap: pejamkan
mata, berdiri tegak dengan kedua ibu jari kaki saling bersentuhan. Letakkan
kedua telapak tangan di depan dada dengan posisi namaste (salam). Di dalam hati ucapkan doa Mitraya Namah kepada Dewa Surya yang merupakan sumber kehidupan.
Napas: Napas dalam keadaan normal.
Konsentrasi: Anahata Cakra (pada hati).
Doa: Mitraya namah
Manfaat dari postur ini, memperbaiki keseimbangan
dan daya fokus, kemantapan tubuh dan meningkatkan vitalitas.
b. Hasta Uttanasana/ Posisi Menarik
Lengan ke atas kepala.
Sikap: Gerakkan kedua belah tangan ke atas kepala
hingga kedua lengan lurus disamping telinga dan melengkungkan tulang punggung ke belakang.
Napas: Tarik prana saat tangan mulai digerakkan dari dada menuju ke atas kepala.
Konsentrasi: Visuddhi Cakra (pada tenggorokan).
Doa: Ravaye
Namah
Manfaat dari postur ini, melatih kelenturan tulang
belakang, menghilangkan kelebihan lemak disekitar perut dan dada, menstimulasi
sistem saraf yang berada di tulang belakang dan leher. Fokus penekanan pada kelenjar paratiroid dan
kelenjar adrenal.
c. Padahastasana/ Posisi Kaki sejajar
Lengan.
Sikap: Bungkukkan tubuh hingga kepala menyentuh
kaki, dada menempel di kaki, letakkan kedua telapak lengan di lantai.
Napas: Hembuskan napas saat tangan menyentuh
lantai.
Konsentrasi: Svadhisthan
Cakra (di bawah pusar).
Doa: Suryaya
Namah
Manfaat dari postur ini, memanjangkan tulang
punggung, melatih otot rusuk, meregangkan pinggul dan urat lutut, memperindah
bentuk kaki dan menghilangkan lemak didaerah kaki, Fokus pada penekan kelenjar
tiroid, kelenjar estrogen dan kelenjar progesteron.
d. Asva Sancalanasana/ Sikap menunggang
kuda.
Sikap: Dorongkan kaki kiri lurus ke belakang, kaki
kanan ditekuk hingga paha depan menempel di perut.
Napas: Saat pindah gerakan, tarik prana dan tahan.
Konsentrasi: Ajna
Cakra (kening).
Doa: Bharawe
Namah
Manfaat dari postur ini, meregangkan paha atas, memperindah
bokong, memijat organ dalam untuk mendorong sistem pembuangan. Fokus penekanan
pada kelenjar Pankreas.
e. Adho Mukha Svanasana
Sikap: Dorongkan kaki kiri lurus ke belakang
sejajarkan dengan kaki kanan , luruskan kedua siku lengan dan angkat bokong ke
atas hingga membentuk huruf “V” terbalik.
Napas: Hembuskan napas saat badan membentuk
gunung, kemudian tarik prana lagi
saat menuju ke gerakan berikutnya.
Konsentrasi:
Visuddhi Cakra (tenggorokan).
Doa : Khagaya Namah
Manfaat dari postur ini, melemaskan otot leher dan
bahu, meregangkan urat paha hingga betis, melatih dan menguatkan seluruh tubuh,
merangsang gerak paristaltik dari usus, memperbaiki sistem pencernaan, mencegah
sembelit, menstimulasi aliran darah ke otak. Fokus penekanan pada kelenjar
pituitari dan pineal.
f.
Chaturanga Dandasana/ Posisi Papan Sejajar.
Sikap: Tangan berada di antara bahu,
telapak tangan menghadap ke bawah, kemudian bawalah badan turun hingga dagu,
lutut, dan jari-jari kaki menyentuh lantai.
Napas: Tetap tahan prana.
Konsentrasi: Manipura Cakra (pusar).
Doa: Pusne
Namah
Manfaat dari postur ini, menguatkan kedua
pergelangan tangan dan otot bahu, mengencangkan otot perut.
g. Bhujangasana/ Sikap kobra
Sikap: Angkat dada dan kepala ke atas, kedua
lengan lurus, pandangan mata lurus ke atas. Usahakan kemaluan tetap menyentuh
lantai.
Napas: Tahan prana,
saat ke gerakan berikutnya napas dihembuskan.
Konsentrasi: Visuddhi
Cakra (tenggorokan).
Doa: Hiranyagarbhaya Namah
Manfaat dari postur ini, melatih dan menguatkan
tulang belakang, dasar tulang panggul dan otot pinggang serta otot perut,
menghilangkan lemak yang ada di daerah perut, dada dan paha, menstimulasi
sistem pencernaan dan memperlancarkan sistem ginjal. Fokus penekanan pada kelenjar
timus.
h. Adho Mukha Svanasana
Sikap: Bawalah kedua kaki ke belakang,
kedua tangan tetap di depan, pandangan ke arah kedua kaki, postur badan
membentuk gunung. Pada saat
posisi ini, telapak kaki menyentuh lantai.
Napas: Napas dihembuskan saat badan membentuk
gunung, kemudian tarik lagi prana
untuk gerakkan berikutnya.
Konsentrasi :
Visuddhi Cakra
(tenggorokan).
Doa : Maricaye Namah
Manfaat dari postur ini, melemaskan otot leher dan
bahu, meregangkan urat paha hingga betis, melatih dan menguatkan seluruh tubuh,
merangsang gerak paristaltik dari usus, memperbaiki sistem pencernaan, mencegah
sembelit, menstimulasi aliran darah ke otak. Fokus penekanan pada kelenjar pituitari dan
pineal.
i. Asva Sancalanasana/ Sikap menunggang
kuda
Sikap: Kedua
tangan berada di lantai, kaki kiri ditekuk ke depan dengan jari-jari bertumpu di lantai, dan kaki kanan lurus ke
belakang,. Pandangan mata lurus ke atas.
Napas: Saat
posisi gunung ke gerakkan berikutnya, tarik prana.
Konsentrasi: Ajna
Cakra (kening).
Doa : Adityaya
Namah
Manfaat dari postur ini, meregangkan paha
atas, memperindah bokong, memijat organ dalam untuk mendorong sistem
pembuangan. Fokus penekanan pada kelenjar Pankreas.
j. Padahastasana
Sikap: Gerakkan tangan ke bawah sampai menyentuh
lantai, dengan tangan tetap dalam keadaan tercakup.
Napas: Napas dihembuskan saat tangan menyentuh lantai.
Konsentrasi: Svadhisthana
Cakra (di bawah pusar).
Doa: Savitre Namah
Manfaat dari postur ini, memanjangkan tulang
punggung, melatih otot rusuk, meregangkan pinggul dan urat lutut, memperindah
bentuk kaki dan menghilangkan lemak didaerah kaki, Fokus pada penekan kelenjar
tiroid, kelenjar estrogen dan kelenjar progesteron.
k. Hastasa Uttanasana
Sikap: Angkat kedua tangan dan
luruskan agar berada di atas kepala.
Napas: Tarik prana pada saat tangan ditarik dari
lantai sampai ke atas kepala, lalu hembuskan napas untuk gerakan berikutnya.
Konsentrasi: Visuddhi Cakra (pada tenggorokan).
Doa: Arkaya Namah
Manfaat dari postur ini, melatih kelenturan tulang
belakang, menghilangkan kelebihan lemak disekitar perut dan dada, menstimulasi
sistem saraf yang berada di tulang belakang dan leher. Fokus penekanan pada
kelenjar paratiroid dan kelenjar adrenal.
l. Pranamasana
Sikap: Pejamkan mata, berdiri
tegak dan secara perlahan-lahan cakupan tangan diturunkan, sehingga berada di
depan dada. Di dalam hati ucapkan doa Bhaskaraya
Namah kepada Dewa Surya yang
merupakan sumber kehidupan.
Napas: Hembuskan napas saat mulai cakupan tangan diturunkan dari atas
kepala dan berhenti saat tangan sudah berada di depan dada. Selanjutnya napas
dalam keadaan normal.
Konsentrasi : Anahata
Cakra (pada hati).
Doa : Bhaskaraya Namah
Manfaat dari postur ini, memperbaiki keseimbangan
dan daya fokus, kemantapan tubuh dan meningkatkan vitalitas.
Ulangi lagi 12 gerakan di atas minimal 4 kali.
Yoga surya namaskar membuat manusia
menjadi aktif, terhindar dari berbagai penyakit seperti penyakit kaki, tulang
belakang, dan badan menjadi kuat dan fleksibel.. Energi matahari akan masuk ke dalam tubuh dan
semua jenis penyakit tulang dapat disembuhkan, sangat bagus dilakukan pada saat
matahari terbit. Tidak baik melakukan yoga ini setelah matahari terbenam.
Asana
Asana (sikap tubuh) mempengaruhi setiap aspek
diri seseorang baik secara fisik maupun mental. Selain menyeimbangkan kerja
sistem kelenjar juga menstimulasi sirkulasi darah dan prana, meregangkan otot-otot tubuh dan meningkatkan daya
konsentrasi serta pemusatan pikiran. Selama melakukan asana disertai dengan pernapasan dalam maka darah banyak menyerap
oksigen yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Selama melakukan asana
tenaga lebih banyak dikumpulkan dari pada dipergunakan, sehingga tubuh penuh
dengan energi vitalitas yang menyegarkan. Keuntungan lain dalam melakukan asana dan pernapasan dalam adalah
meningkatkan pengeluaran hormon tiroid yang berperan dalam meningkatkan
metabolisme tubuh sehingga pembakaran lemak dalam tubuh meningkat. Merubah
massa lemak menjadi massa otot dan energi. Berbeda dengan kegiatan olah raga
lain seperti lari, aerobik, dan yang lainnya yang memacu paru-paru serta
jantung bekerja semakin cepat untuk mendapatkan oksigen yang cukup dalam
memenuhi kebutuhan otot. Asam laktat yang diproduksi dalam tubuh akan meningkat
lebih banyak bahkan menumpuk pada otot. Apabila olahraga dilakukan terlalu
keras, maka napas tidak akan terkendali sekalipun melakukan napas dalam
kebutuhan tubuh akan oksigen tidak akan terpenuhi. Penumpukan asam laktat dalam otot ini akan
menimbulkan kelelahan otot dan otot tersebut akhirnya tidak mampu lagi untuk
berkontraksi atau mengalami kejang otot (kram).
Secara umum setiap asana dalam Hatta Yoga memberikan efek yang
berbeda diantaranya adalah (1) postur berdiri
memberikan efek vitalitas, (2) postur keseimbangan memberikan efek rasa ringan, (3) postur duduk memberikan efek menenangkan, (4)
postur memutar bersifat membersihkan,
(5) postur menekuk ke depan memberikan
efek menyegarkan otak, (6) postur menekuk
ke belakang menstimulasi sejumlah pusat tenaga, (7) postur tertelungkup memberikan efek
menguatkan, (8) postur terlentang membantu
beristirahat, dan (9) postur terbalik menguatkan
mental.
Teknik-teknik asana berdiri antara lain:
a. Tadasana
Teknik : Ambilah posisi berdiri
dengan kedua kaki tangan berada di samping badan. Jaga keseimbangan tubuh kiri
dan kanan. Naikkan tangan lurus ke atas dan cakupkan kedua belah tangan di atas
kepala. Fokuskan pandangan pada satu titik yang ada di depan. Tarik nafas dan
rentangkan tangan, bahu, dan dada ke atas. Kedua tumit diangkat (berjinjit
dengan jari-jari kaki) hingga berat badan pada jari. Tahan nafas dan diam
beberpa saat dalam posisi ini. Setelah dirasa cukup turunkan tumit samnil
membuang nafas. Kemudian kembali ke posisi awal dan istirahat.
Manfaat : Membentuk
keseimbangan fisik dan mental. Sangat bagus untuk sakit kepala.
b. Trikonasana
Teknik : Berdirilah tegak
dengan kedua kaki tenggang. Taruhlah tangan kiri di pinggang, tangan kanan
lurus. Kemudian tarik nafas
bawa tangan kanan ke atas lalu rebahkan menuju ke samping kiri sampai membentuk
garis lurus. Tahan nafas
sesuai kemampuan, kemudian hembuskan nafas kembali ke posisi awal dan
istirahat. Lakukan bergantian minimal sekali dan maksimum tiga kali.
Manfaat : Asana ini baik untuk ginjal. Saluran pencernaan, menghilangkan
sembelit. Memijat urat syaraf
tulang belakang, dan melatih otot-otot punggung bagian bawah.
c. Vimanasana
Teknik : Berdiri dengan kedua
kaki, kemudian kedua belah tangan direntangkan ke samping membentuk garis lurus
secara horizontal.
Pelan-pelan sambil menarik nafas kaki kiri diangkat ke belakang dalam posisi
lurus dan kepala direbahkan ke depan sehingga membentuk huruf T sambil menahan
nafas. Kemudian setelah beberapa waktu kembali pada posisi awal dengan
menghembuskan nafas, berdiri dengan kedua kaki dan lakukan hal yang sama tetapi
bertumpu dengan kaki kiri. Lakukan minimal sekali dan maksimum dua kali.
Manfaat : Untuk menjaga
keseimbangan tubuh fisik dan mental. Bagus untuk penyakit-penyakit wanita, paha besar, tidak bisa konsentrasi,
badan gemuk, dan kaki keram.
d. Pascimottanasana
Teknik : Berdiri kemudian
hembuskan nafas dan bungkukkan badan ke depan, pegang ibu jari kaki dengan
tangan. Tahan nafas sesuai
dengan kemampuan kemudian pelan-pelan kembali ke posisi awal sambil menarik
nafas, lakukan 1 sampai 3 kali.
Manfaat: Asana ini membantu
menghilangkan atau mencegah sakit perut, mengurangi kelebihan lemak pada bagian
perut, meningkatkan pencernaan dan menghilangkan sembelit, badan menjadi sangat
fleksibel
e. Vrksasana/ Dhruvasana
Teknik : Pada posisi berdiri,
taruh kaki kanan di paha kiri, kemudian tarik nafas sambil membawa tangan ke
atas. Tahan nafas dan kemudian fokuskan pandangan pada satu titik. Saat kembali
keluarkan nafas begitu juga sebaliknya. Lakukan asana ini 1-3 kali.
Manfaat : Membangun
keseimbangan, konsentrasi, kestabilan, dan menenangkan. Orang yang susah
konsentrasi perlu lakukan agak lama, saat itu nafas dalam keadaan normal. Tidak
perlu ditahan.
f. Natarajasana
Teknik : Berdiri tegak. Pegang
kaki kiri, sambil menarik nafas, lalu seimbangkan badan, tangan kanan sejajar
mata, tahan nafas sesuai kemampuan kemudian kembali ke posisi awal dengan menghembuskan nafas. Lakukan bergantian,
maksimum dua kali.
Manfaat : Menyeimbangkan
jaringan syaraf, membantu dalam pengendalian jasmani dan konsentrasi menta
serta melemaskan kaki. Sangat bagus untuk wanita dan anak-anak khususnya yang
menderita sesak nafas atau penyakit-penyakit yang berkaitan dengan wanita.
g. Ekapada Angusthasana
Teknik : Berdiri tegak. Tangan
kiri memegang pinggang sebelah kiri, tangan kanan memegang ibu jari kaki kiri. Kemudian
luruskan kaki kiri ke depan sambil menarik nafas lalu tahan beberapa saat sesuai kemampuan. Pada saat
kembali pada posisi awal baru hembuskan nafas. Demikian juga sebaliknya.
Lakukan gerakan ini maksimal dua kali.
Manfaat : Menguatkan dan
meregangkan otot-otot kaki, serta meningkatkan keseimbangan syaraf. Peredaran
darah di kaki menjadi normal sehingga tidak sakit lagi pada lutut.
h. Garudasana
Teknik : Berdiri tegak,
fokuskan pandangan pada satu titik. Lipat kaki kiri ke kaki kanan demikian juga
tangan kiri ke tangan kanan. Kemudian tunduk ke bawah sambil menarik nafas.
Tahan sejenak kemudian perlahan keluarkan. Lakukan demikian sebaliknya.
Manfaat : Menjaga keseimbangan
sistem syaraf, meningkatkan konsentrasi dan kontrol terhadap tubuh. Kaki dan tangan
menjadi fleksibel dan manusia mendapat kekuatan fisik.
Teknik-teknik
asana posisi duduk :
- Pascimottanasana duduk
Teknik : Duduklah dalam posisi
kedua kaki lurus ke depan, tarik nafas kemudian hembuskan sembari mencium lutut
lalu tahan sesuai kemampuan. Tarik nafas pada saat kembali pada posisi awal kemudian hembuskan, lakukan
2 sampai 3 kali.
Manfaat : Meregangkan
urat-urat lutut dan mengendorkan persendian tulang paha. Menghilangkan
kelebihan lemak secara efektif pada daerah perut. Menyeimbangkan seluruh organ
perut dan menghilangkan berbagai penyakit di daerah ini, seperti diabetes.
Badan menjadi fleksibel, dan sangat baik bagi yang ingin memperkecil perut atau
ingin langsing, saat melakukan jangan dipaksakan. Orang yang pernah operasi
tulang belakang dan perut jangan melakukan asana ini.
- Gomukhasana
Teknik :
Tahap I : Duduklah dalam
posisi kedua kaki lurus, kemudian lipat kaki kiri, dan kaki kanan diletakkan di
atas kaki kiri. Tangan kanan
di atas dan pegang tangan kiri dari belakang, kemudian tarik lalu tahan,
pandangan lurus ke depan. Pada
saat mengakhiri gerakan ini keluarkan nafas pelan-pelan. Lakukan sebaliknya.
Tahap II : Pada tahap kedua
lakukan posisi yang sama sepeti tahap pertama tapi pandangan mata menuju ke
arah siku.
Manfaat : Membantu
menghilangkan diabetes, sakit pinggang, bahu, dan leher yang kaku, berbagai
penyakit seksual, sangat bagus untuk penyakit-penyakit mata, dan kedua tangan
akan berfungsi sempurna. Asana ini sangat dianjurkan untuk orang yang sakit
jantung.
c. Ardha Matsyendriyasana
Teknik : Duduk dengan kedua
kaki lurus kemudian lipat kaki kiri, letakkan kaki kanan disamping kaki kiri.
Kemudian mulai tarik nafas, pegang ujung kaki kanan dengan tangan kiri. Tangan kanan lipat ke belakang, pandangan
lurus ke belakang sambil memutar pinggang. Kemudian tahan nafas dan kelurakan perlahan saat
kembali ke posisi awal. Lakukan demikian sebaliknya.
Manfaat : Menyelaraskan
otot-otot tulang belakang, membuat otot-otot punggung lemas dan mengendorkan
tulang belakang, memijat organ-organ perut, menghilangkan penyakit pencernaan,
mengatur keluarnya hormon adrenalin. Mengaktifkan pankreas, mengurangi sakit
pinggang dan rematik, sangat bagus untuk penderita kencing manis.
d. Akarnadhanurasana
Teknik : Duduk dengan kedua
kaki lurus, pegang ibu jari kaki kanan dengan tangan kanan, kemudian tarik
nafas dan mulai tarik kaki kanan sampai menyentuh telinga, tahan nafas sehenak,
lalu perlahan keluarkan sambil kembali ke posisi awal. Demikian juga
sebaliknya.
Manfaat: Menyelaraskan
organ-organ perut, meregangkan punggung, dan menguatkan kedua otot lengan
sebelah atas serta pergelangan kaki. Mengobati perut kembung, sangat bagus untuk
penderita tekanan darah rendah dan darah tinggi, wanita yang susah hamil, atau
haid tidak lancar, dan menyembuhkan penyakit-penyakit seksual.
e. Vajrasana
Teknik : Duduklah di atas
kedua telapak kaki dengan posisi ibu jari bertemu, nafas normal.
Manfaat : Sikap ini sangat
bermanfaat bagi organ-organ pencernaan, dan sistem reproduksi. Bagi orang-orang
yang memiliki kelemahan dalam sistem pencernaan seperti ketidaksanggupan
mencerna, penyakit lambung, maag, dan berbagai masalah usus maka sikap ini
perlu diakukan setelah selesai makan.
f.
Ustrasana
Teknik : Duduklah dalam sikap vajrasana dengan posisi kedua kaki dan
lutut agak renggang. Berdirilah di atas kedu lutut dan rentangkan kedua lengan
ke samping, mulailah tarik nafas sambil miringkan tubuh ke belakang satu
persatu tangan menyentuh tumit. Ulurkan leher ke belakang dan biarkan berat
badan bertumpu pada kedua lengan. Pada saat tubuh dalam posisi ke belakang
tahanlah nafas dan hembuskan pada saat telah kembali pada posisi awal yaitu
berdiri di atas lutut.
Manfaat : Asana ini bermanfaat bagi sistem pencernaan,
pembuangan, dan sistem reproduksi. Latihan ini merentangkan perut dan usus, serta menghilangkan sembelit.
Sangat bagus untuk manusia modern yang sering mempergunakan komputer, orang
yang selalu duduk di kursi, stress, pparu-paru basah. Melalui asana ini, leher
akan mendapatkan istirahat total dan darah mulai lancar sehingga tidak lagi
sakit kepala, stress, dan migren.
g. Brahmacaryasana
Teknik : Duduklah dengan
posisi tumit kaki kanan berada di bawah anus. Letakkan kaki kiri di atas paha kanan. Cakupkan tangan di depan dada, pandangan
berkonsentrasi pada satu titik di depan. Nafas normal pada saat melakukan
gerakan ini. Lakukan demikian juga sebaliknya.
Manfaat : Asana ini mengatur system seksual dan membantu
melawan spermatorea, membantu kedua telapak kaki dan menguatkan jari-jari kaki
serta pergelangan kaki, sangat bagus untuk belajar konsentrasi, mengatasi
penyakit usus seperti wasir.
Teknik-teknik
asana posisi tidur :
a. Uttanapadasana
Teknik : Ambillah sikap
berbaring, kemudian kedua kaki dirapatkan, letakkan tangan lurus di bawah
pantat, telapak tangan menghadap ke bawah. Perlahan-lahan tarik nafas kemudian
tahan di perut sambil mengangkat kedua kaki 30 derajat, lalu tahan nafas untuk
mempertahankan posisi. Turunkan kaki sambil menghembuskan nafas secara
perlahan-lahan. Lakukan asana ini 2 sampai 3 kali.
Manfaat : Asana ini bermanfaat
untuk menguatkan otot perut dan mengatasi masalah pencernaan, sangat bagus
untuk tulang pinggang dan tenggorokan.
- Sarvangasana
Teknik : Ambilah sikap
berbaring, kemudian kedua kaki diangkat ke atas dengan bantuan kedua tangan di
pinggang. Pertahankan kaki tetap lurus. Pada saat melakukan asana ini nafas
ditarik pada saat kaki naik ke atas kemudian tahan nafas pada saat kaki lurus
dan hembuskan pada saat kembali pada posisi awal. Akan tetapi bila sudah
belajar cukup lama, pada awalnya saat posisi kakai 90 derajat nafas bisa
dihembuskan perlahan dan berikan istirahat sempurna pada sistem pencernaan
kemudian tarik dan hembuskan nafas beberapa kali. Saat melakukan asana ini mata
perlu dipejamkan.
Manfaat : Asana ini bermanfaat untuk memijat kelenjar
gondok sehingga dapat memperbaiki keseimbangan peredarah darah, sistem
pencernaan, reproduksi, jaringan syaraf, dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Asana ini sangat bagus dan harus dilakukan
saat melakukan yoga, namun bagi penderita sesak nafas, sakit jantung, dan
wanita hamil jangan melakukan gerakan ini.
c. Halasana
Teknik : Tekniknya mirip
dengan sarvangasana akan tetapi kaki
dibawa ke belakang sampai ujung jari kaki menyentuh lantai. Dalam asana ini,
pada awalnya tarik nafas, kemudian perlahan-lahan menghembuskan nafas saat kaki
sudah menyentuh lantai dan tahan semampunya. Saat kembali ke posisi awal, sabil
menarik nafas, mata dalam keadaan terpejam, jangan lakukan lebih dari sekali.
Manfaat : Mengatur fungsi
organ-organ perut, ginjal, hati, pancreas. Asana ini dapat juga mengurangi
lemak yang menumpuk pada bagian pinggang, mengobati diabetes, menghilangkan
wasir, melenturkan tulang belakang, dan menyeimbangkan syaraf-syaraf tulang
belakang.
d. Pavanmuktasana
Teknik : Ambilah sikap
berbaring kemudian tekuk kaki kiri. Peganglah lutut kaki kiri sambil tarik
nafas dan dagu menyentuh lutut. Tahan nafas sejenak kemudian pelan-pelan
keluarkan, lakukan sebaliknya.
Manfaat: Latihan ini sangat
bermanfaat untuk organ pada bagian perut, menghilangkan sembelit, dan mengatasi
masalah wasir. Asana ini juga sangat bagus untuk penderita perut kembung, maag,
nafas berbau, dan pencernaan tidak bagus.
e. Cakrasana
Teknik : Ambilah posisi tidur
kemudian tarik kaki maupun tangan, tarik badan ke atas sambil tarik nafas dalam
bentuk setengah lingkaran (cakra) tahan nafas dalm posisi ini, mata terpejam,
dan pelan-pelan keluarkan nafas untuk kembali ke posisi awal. Jangan paksakan asana ini untuk menyatukan kaki dan tangan.
Anak-anak dapat melakukan asana ini bebas.
Manfaat : Asana ini bermanfaat bagi seluruh jaringan
syaraf dan kelenjar, sangat bagus untuk melenturkan tulang belakang, orang yang
pernah mengalami cidera tulang belakang tidak boleh melakukan asana ini. Sangat
bagus untuk paru-paru basah, penyakit mata, tapi tidak boleh dilakukan bagi
penderita penyakit mata yang sudah parah, dan sangat baik untuk telinga. Dengan
asana ini seluruh energi badan akan berputar seperti roda, dan badan mulai
menerima energi yang sempurna.
Teknik-teknik asana posisi terlungkup:
a.
Makarasana
Teknik : Ambilah sikap tidur telungkup, kepala menghadap
ke kanan atau kiri, kedua tangan di depan kepala dengan telapak tangan
menghadap ke bawah, dan kaki lurus ke belakang. Pada saat posisi ini nafas dalam keadaan normal.
Manfaat : Asana ini sangat baik
untuk orang-orang dengan penyakit asthma, salah urat pada tulang belakang, dan
berbagai masalah yang hubunganya dengan paru-paru. Asana ini perli dilakukan setelah selesai
melakukan asana-asana dengan posisi telungkup.
b. Salabhasana
Teknik : Pada posisi
telungkup, letakanlah kedua telapak tangan menghadap ke bawah, di bawah paha.
Kemudian tarik nafas, tahan di dada dan perut lalu angkat kedua kaki dengan
sudut 30 derajat. Tahan sesuai dengan kemampuan, kemudian perlahan keluarkan
nafas sambil kembali ke posisi awa. Asana ini dilakukan maksimal tiga kali.
Manfaat : Asana ini
menyelaraskan fungsi hati, ginjal, usus, dan pancreas, serta sangat bagus untuk
wanita terutama untuk bagian perut dan pinggang.
c. Sarpasana
Teknik : Ambilah posisi
telungkup, rapatkan kaki dengan posisi lurus, taruh tangan di samping dada.
Kemudian sambil menarik nafas, angkat badab sambil melihat ke atas. Tangan
harus tetap dalam posisi ditekuk, angkat badab hanya sampai pusar, atau sedikit
ke atas. Tahan nafas sejenak kemudian pelan-pelan keluarkan nafas sambil
kembali ke posisi awal. Asana ini boleh dilakukan maksimal 3 kali.
Manfaat : Asana ini bermanfaat
mengatasi masalah pada organ reproduksi pria dan wanita, sangat bagus untuk
mata, dan orang yang keracunan.
d. Bhujangasana
Teknik : Dalam Bhujangsana, posisi awal sama seperti Sarpasana, hanya kedua tangan lurus dan
naikkan badan semaksimal mungkin sampai pinggang, pandangan ke atas. Tarik
nafas saat mulai lalu tahan sejenak dan keluarkan nafas sambil kembali ke
posisi awal.
Manfaat : Asana ini bermanfaat
mengatasi masalah pada organ reproduksi pria dan wanita, sangat bagus untuk
mata, dan orang yang keracunan.
e. Dhanurasana
Teknik : Ambilah posisi
telungkup, kemudian tekuk kedua kaki dan pegang pergelangan kaki dengan kedua
tangan. Sambil menarik nafas, angkatlah kaki ke atas sampai badan melengkung
membentuk busur. Pertahankan posisi ini dengan menahan nafas dan keluarkan pada
saat kembali ke posisi awal.
Manfaat : Asana ini dapat
memijat organ-organ dan otot-otot perut dengan kuat sehingga dapat mengatasi
masalah penyakit pencernaan, usus, dan kelembaman hati. Serta sangat bagus
untuk tulang belakang dan yang memiliki perut besar. Dengan asana ini, semua
jenis prana dalam tubuh mulai berfungsi seimbang.
Relaksasi
Relaksasi merupakan bagian dari asana dan sama pentingnya dengan asana-asana yang lain. Pada saat
melakukan asana semua kelenjar bagian
tubuh diaktifkan, racun-racun yang tersimpan dalam bagian-bagian tubuh
dikeluarkan untuk dibuang, pada saat inilah relaksasi dibutuhkan untuk
memberikan kesempatan pada tubuh untuk melakukan proses pembuangan zat-zat
berbahaya bagi tubuh melalui sistem pembuangan. Relaksasi perlu dilakukan
setelah selesai melakukan semua asana.
Savasana
Tekniknya adalah tidurlah di atas lantai dengan
posisi kaki terbuka selebar bahu, kedua tangan berada lurus di antara badan
dengan telapak tangan menghadap ke atas. Pejamkan mata dan kendurkan semua otot
dalam tubuh, lepaskan ketegangan pada otot-otot bagia tubuh mulai dari ujung
kaki sampai kepala. Tubuh dalam keadaan diam tanpa gerakan apapun. Kemudian
mulailah ringankan seluruh anggota badan, mulai dari kaki sampai kepala.
Setelah merasa rileks, mulailah keluarkan semua energi negatif dari kepala
sampai kaki dan menerima energi positif ke dalam tubuh. Letakkan kesadaran pada
pusat antara kedua alis tanpa mengerutkan dahi, biarkan otot-otot dahi rileks.
Rasakanlah nafas masuk dan keluar sambil dalam hati mengucapkan so pada saat nafas masuk dan ham pada saat nafas keluar sampai nafas
benar-benar halus dan rileks minimal 11 kali. Mulailah merasakan semua organ
dalam tubuh dari kepala sampai ujung kaki dengan tetap menutup mata dab
mengeluarkan seluruh energi negatif dari badan dan kemudian mulai tarik energi
postif mulai dari kaki hingga kepala. Kemudian akhirir relaksasi dengan
menggosokkan kedua tangan di depan dada, lalu tempelkan ke mata dan wajah
sebanyak tiga kali. Buka mata dan ambil posisi duduk.
Savasana sangat bermanfaat untuk mengendurkan
seluruh bagian tubuh baik secara fisik dan psikologis. Savasana dapat mengatasi
masalah-masalah ketegangan otot, susah tidur, dan baik untuk orang yang tidak
bisa mengendalikan pikiran. Savasana sangat bagus untuk melakukan meditasi bagi
orang yang tidak mampu mengendalikan pikiran saat posisi duduk. Pada awalnya konsentrasi
pada nafas, dengan menarik nafas panjang dan keluarkan saat pikiran sudah mulai
normal, saat itulah seseorang dapat melakukan meditasi. Meditasi ini dapat
dilakukan sebelum tidur, ataupun bila seseorang tidak dapat tidur pada malam
harinya. Sava artinya mayat, berarti
istirahat sempurna seperti mayat. Itulah fungsi savasana.
Dhyana (meditasi)
Dhyana merupakan bagian ketujuh dari Astanga Yoga, saat manusia sehat secara
fisik yaitu dengan melakukan asana, pranayama, saat itulah perlu dilakukan Dhyana
(meditasi). Maharsi Patanjali dalam Yoga Sutra membahas bahwa Tasya Vacakah Pranavah, mengucapkan dan
merenungkan nama Tuhan melalui pikiran adalah Dhyana (meditasi). Selain mengucapkan AUM seseorang bisa mengucapkan nama Tuhan sesuai dengan kepercayaan
dan keyakinan masing-masing atau dengan mengucapkan dengan suara ”M” panjang
sambil menutup mulut. Gerak-gerak pikiran yaitu cemas, sedih, bahagia, malas,
apabila sudah dapat dikontrol, saat itu seseorang melakukan meditasi dengan
pikirannya yang sudah dibersihkan dengan pengucapan nama-nama suci Tuhan,
kesadarannya menyatu dengan Tuhan selama Peranan dari Pratyhara yaitu menarik diri dari obyek-obyek material dan
memfokuskan diri kepada Tuhan sangat penting sebelum memulai Dhyana (meditasi). Sutra kedua Yoga
Sutra Patanjali yaitu Yogas Citta Virrti
Nirodhah memiliki makna bahwa meditasi.
Terdapat perbedaan antara Dhyana (meditasi) dengan Samadhi. Pada saat Dhyana, seseorang masih sadar secara fisik dan mental, tetapi dalam
samadhi kesadarannya menyatu dengan Tuhan. seseorang yang akan memulai meditasi
terlebih dahulu membatasi gerak-gerak pikiran dengan melaksanakan asana, pranayama, dan pratyhara.
Teknik melakukan meditasi adalah duduklah
dalam sikap padmasana atau sidhasana dengan mata terpejam, letakkan tangan di
atas lutut dalam sikap jnana mudra
kemudian ucapkan nama Tuhan sesuai dengan kepercayaan atau AUM 11 kali. Kemudian renungkan nama Tuhan melalui pikiran dengan
berkonsentrasi di antara kedua alis mata selama beberapa menit. Setelah selesai
kemudian gosokkan kedua belah tangan lalu tempel di mata dan seluruh wajah
sebanyak 3 kali.
2.
Kesehatan Jasmani
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9
tahun 1960, Bab I Pasal 2, adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan
(jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari
penyakit, cacat, dan kelemahan.
Pengertian sehat tersebut sjalan dengan pengertian
sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai berikut : kesehatan
ádalah keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan social secara lengkap dan bukan
hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatan adalah kondisi sosial (10%), kondisi medis (8%), kondisi
iklim (7%), faktor keturunan (15%), dan gaya hidup (60%).
Kesehatan jasmani diartikan sebagai kesanggupan
untuk melakukan kerja secara efisien, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti
(Hisbullah,1972:12). Secara umum yang dimaksud kesehatan jasmani adalah kesehatan
fisik, yaitu kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien
tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu
luangnya. Kesehatan jasmani dipandang dari aspek fisiologi adalah kapasitas
fungsional untuk memperbaiki kualitas hidup (Fox, 1987:6) dalam kontek ini kesehatan
dipandang dengan istilah total fitness.
Total fitness meliputi kesehatan
fisik, kesehatan mental, kesehatan emosi, dan kesehatan sosial. Sedangkan kesehatan
jasmani merupakan salah satu dari kesehatan total. Kesehatan jasmani adalah
kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti. Untuk mencapai kondisi yang prima seseorang perlu
melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesehatan jasmani dengan
metode yang benar. Kesehatan fisik (jasmani) terwujud apabila sesorang tidak
merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
Menurut Djoko P (2006:4), kesehatan
jasmani terdiri dari lima komponen dasar yang saling berhubungan antara satu
dengan yang lain yaitu: daya tahan kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot,
kelenturan/fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
a. Daya tahan kardiovaskuler
Komponen ini menggambarkan kemampuan dan
kesanggupan melakukan kerja dalam keadaan aerobik, artinya kemampuan dan kesanggupan
sistem peredaran darah, pernafasan, mengambil dan mengadakan penyediaan oksigen
yang dibutuhkan. Atau bisa dijelaskan kemampuan paru-paru mensuplai oksigen
untuk kerja otot dalam jangka waktu yang lama.
b. Kekuatan otot adalah kemampuan otot melawan beban dalam satu
usaha. Kekuatan otot banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, utamanya
digunakan untuk menahan berat badan.
c. Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kemampuan otot melakukan
serangkaian kerja dalam waktu yang lama. Atau kemampuan dan kesanggupan otot
untuk kerja berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan.
d. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan persendian bergerak
secara leluasa. Pendapat lain mengatakan kemampuan gerak maksimal suatu
persendian.
e. Komposisi
tubuh
Komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh
berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dalam persentasi
lemak tubuh. Komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian otot dan lemak
diseluruh tubuh dan pengukuran komposisi tubuh ini memegang peranan penting
baik untuk kesehatan tubuh maupun untuk berolahraga.
Dalam
penelitian ini, untuk mencerminkan kualitas kelima komponen kesehatan jasmani
tersebut digunakan teknik pemeriksaan kesehatan rutin seperti tekanan darah,
nadi, frekuensi napas, lingkar perut, dan lingkar lengan atas; serta dengan
melakukan tes laboratorium yang disesuaikan dengan diagnosa penyakit.
3. Kesehatan rohani
Kesehatan mental (rohani) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan
pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih, dan
sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan (Brahman). Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang
dianutnya.
D. Kerangka Berpikir
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu,
variabel yoga, variabel kesehatan jasmani, dan variabel kesehatan rohani.
Hubungan dari ketiga variabel tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Hubungan ketiga variabel.
Ada kaitan antara yoga dengan peningkatan kesehatan jasmani dan rohani.
Kesehatan jasmani dan rohani seseorang tergantung pada keseimbangan energi yang
benar antara chakra dan semua
kelenjar endokrin (hormon). Penyakit akan timbul bila terdapat kelemahan dan
ketidakseimbangan aliran energi dari satu chakra
atau lebih. Yoga yang dilakukan dengan tenang dalam jangka waktu tertentu akan
memperbaiki pusat energi itu dan membuat seimbang produksi kelenjar hormon.
Dengan melakukan yoga, daya tahan tubuh dapat meningkat, kinerja biokimia tubuh
menjadi optimal, tekanan darah dan detak jantung menurun karena pembuluh darah
menjadi semakin lentur sehingga dapat berkontraksi dengan lebih baik. Pembuluh
darah yang dapat berkontraksi dengan baik menyebabkan aliran darah menjadi
lancar dan penyumbatan menjadi terkikis. Aliran darah akan merata ke seluruh
tubuh sehingga jaringan tubuh akan menerima oksigen dan nutrisi yang memadai
serta membuang racun-racun yang membahayakan dari dalam tubuh. Gerakan-gerakan
dalam yoga (asanas) merupakan
koordinasi antara otot dan napas. Asanas
dapat memperkuat tulang-tulang tubuh serta melatih tulang belakang melalui
gerakan menarik, menekan, dan memutar dalam tingkat yang bermacam-macam.
Semuanya ini mencegah dan memperbaiki posisi tulang belakang yang salah di
segala posisi baik tegak, duduk, dan berbaring. Setelah melakukan asanas, relaksasi sangat diperlukan
untuk memberi kesempatan pada tubuh melakukan proses pembuangan zat-zat
berbahaya melalui sistem pembuangan, sehingga keadaan tubuh menjadi rileks dan
pikiran menjadi tenang.
Secara medis, situasi pikiran yang kacau (stress), yang sering menjadi masalah
sebagian besar individu, dapat dijelaskan akibat produksi hormon serotonin dan
melatonin oleh kelenjar pineal otak yang tidak seimbang. Jumlah melatonin yang
berkurang dan jumlah serotonin yang bertambah akan menghasilkan suasana pikiran
yang kacau. Jika produksi hormon-hormon ini diseimbangkan maka seseorang akan
merasakan keadaan yang semakin damai sebelum akhirnya memasuki kesadaran yang
lebih tinggi dan dapat merasakan kebahagiaan batin dan perasaan bersatu dengan
alam. Yoga dapat memberikan efek rileks dengan mereduksi aktivitas syaraf yang
menyebabkan kecemasan, menekan hormon kortisol dan serotonin yang memicu stress, serta meningkatkan zat
antioksidan sehingga menimbulkan rasa optimis. Meditasi dalam yoga dapat
menghilangkan pikiran-pikiran yang memicu stress dengan memfokuskan pikiran
pada satu titik dan mengkonsentrasikannya dengan napas. Asana merupakan langkah ketiga dalam astanga yoga yang tujuannya untuk membuat tubuh mantap bagi
teknik-teknik yang lebih tingi dari prathyahara
(penarikan indriya-indriya, dharana,
dhyana, yang membawa pada puncaknya yaitu samadhi atau realisasi kosmis). Asana tidak dapat memberi kesadaran spiritual
tetapi asana merupakan tahapan pada
jalan spiritual. Asana dianggap
sebagai bentuk-bentuk meditasi dan penyucian batiniah sehingga memiliki pikiran
yang lebih bersih dan lebih mampu menyeimbangkan wawasannya yang lebih dalam.
Berdasarkan uraian di atas, yoga merupakan
cara yang tepat untuk menyatukan badan, pikiran, dan jiwa. Melalui yoga seseorang akan lebih baik
mengenal tubuhnya, mengenal pikirannya, dan mengenal jiwanya sehingga ia akan
memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang optimal. Semakin ia mengenal seluruh
aspek dirinya itulah maka semakin dekat pula ia dengan Sang Pencipta.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoretis
yang telah diungkapkan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)
Dengan beryoga dapat meningkatkan kesehatan jasmani
peserta yoga.
2)
Dengan beryoga dapat meningkatkan kesehatan rohani
peserta yoga.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di Tradisional Patanjali
Yoga Cabang Lampung selama tiga bulan. Populasi penelitian ini adalah seluruh
peserta yoga di Tradisional Patanjali Yoga Cabang Lampung. Sampel penelitian
ini adalah peserta yoga Tradisional Patanjali Yoga Cabang Lampung yang
mempunyai keluhan akan kesehatan jasmani dan atau rohaninya.
B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiono
(2003:31), variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah suatu variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah
Yoga. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kesehatan jasmani dan
kesehatan rohani.
C. Prosedur Penelitian
Urutan
tindakan yang akan ditempuh terdiri dari:
(a) Analisis fakta di lapangan yaitu
mengumpulkan data awal yang berkaitan dengan status kesehatan jasmani dan
rohani peserta yang akan diajar yoga.
(b) Melakukan seleksi terhadap seluruh peserta
yoga di Tradisional Patanjali Yoga Cabang Lampung untuk dijadikan sampel.
(c) Perencanaan
(1) melakukan persiapan tes kesehatan rutin bagi
peserta, meliputi: tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu, lingkar perut,
dan lingkar lengan atas.
(2) melakukan persiapan tes laboratorium awal
bagi peserta yang disesuaikan dengan perkiraan diagnosis penyakit.
(3) membuat instrumen angket. Angket digunakan
untuk mengetahui keluhan peserta akan penyakit yang ia rasakan. Bentuk angket
berupa daftar cek beralasan.
(d) Pelaksanaan
(1) Setiap latihan akan dimulai, peserta akan
diperiksa tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu tubuh, lingkar perut, dan
lingkar lengan atas.
(2) Di awal penelitian, peserta akan diperiksa
keadaan jasmani dan rohaninya oleh Guru Yoga, sehingga dapat diperoleh
diagnosis penyakit dan asanas-asanas
yang diperbolehkan.
(3) Di awal dan akhir penelitian, peserta akan
menjalani tes laboratorium yang akan mendukung diagnosis penyakit sebagai
parameter keberhasilan terapi.
(4) Pada awal dan akhir latihan yoga akan disebarkan
angket status kesehatan
jasmani
dan rohani kepada seluruh peserta yang dijadikan sampel.
(5) Melaksanakan latihan yoga.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
(1) melalui angket. Ada empat data yang dapat
dikumpulkan dari angket ini yaitu data status kesehatan jasmani sebelum dan
sesudah menjalani latihan yoga serta data status kesehatan rohani sebelum dan
sesudah menjalani latihan yoga.
(2) melalui tes kesehatan. Ada dua data yang
dapat diperoleh melalui tes kesehatan ini yaitu data kesehatan rutin peserta
yoga yang terlihat dari tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan, suhu tubuh,
lingkar perut, dan lingkar lengan atas; serta data kesehatan khusus peserta
yoga yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium.
E. Teknik
Analisis Data
Berdasarkan data angket kesehatan jasmani yang
telah diisi oleh peserta, jika setelah dianalisis ternyata keluhan penyakit
yang dirasakan oleh peserta semakin berkurang atau tidak ada; maka kesehatan
jasmani peserta semakin baik/meningkat.
Berdasarkan data kesehatan rutin peserta
yoga, bila di akhir latihan menunjukkan hasil yang mencapai nilai normal, maka
kesehatan jasmani peserta semakin baik.
Berdasarkan data laboratorium peserta
yoga, bila di akhir latihan menunjukkan hasil yang mendekati atau mencapai
nilai normal, maka kesehatan jasmani peserta semakin baik.
Selanjutnya,
jika jumlah peserta yang mengalami peningkatan kesehatan jasmani mencapai 85%
dari sampel, maka dapat dikatakan bahwa dengan melakukan yoga dapat
meningkatkan kesehatan jasmani seseorang.
Berdasarkan
data angket kesehatan rohani yang telah diisi oleh peserta, jika setelah
dianalisis ternyata keluhan penyakit yang dirasakan oleh peserta semakin
berkurang atau tidak ada; maka kesehatan rohani peserta semakin baik/meningkat.
Jika jumlah peserta yang mengalami peningkatan kesehatan rohani mencapai 85%
dari sampel, maka dapat dikatakan bahwa dengan melakukan yoga dapat
meningkatkan kesehatan rohani seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Anandamitra, Avadhutika. 2001. Yoga
untuk Kesehatan.
Persatuan Ananda Marga Indonesia. Jakarta.
Agrawal, RP. 2002. Yoga dan Kesehatan. Diunduh 17 Juli 2010 dari http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2007/12/30/27/71533/index.html.
Chetananand,
Yogi. 2001. Yoga dan Sex. Indah.
Surabaya.
Chopra, Deepak dan Simon. 2004. Tujuh Hukum Spiritual Yoga. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Dash, Vaidya Bhagawan. 2006. Ayurveda : Ilmu Pengobatan Tradisional India.
Paramita. Surabaya.
Kulizhnikov, Sergey. 2010. Menguruskan Badan Tanpa Penderitaan.
Pustaka Bali Post. Denpasar.
Muktananda, Swami. 2007. Spiritualitas Hindu untuk Kehidupan Modern.
Media Hindu. Jakarta.
Pangkalan Ide. 2008. Yoga Insomnia. Gramedia. Jakarta.
Pangkalan Ide. 2008. Yoga Stres. Gramedia. Jakarta.
Peck, Peggy. 2004. Yoga Gets
Hearts Healthy. WebMD Medical News [On-line]. Diunduh 17 Juli 2010 dari http://www.webmd.com/heart-disease/news/2004108/yoga-gets-hearts-healthy.
Raghvendra, Rao. 2001. Yoga Sebagai Terapi Tambahan untuk
Pengobatan Konvensional Kanker Payudara. Diunduh 17 Juli 2010 dari http://www.svyasa.org/theses/PhD03.asp.
Sarkar, Shrii Prabhat. 2008. Penyembuhan
Cara Yoga dan Pengobatan Alami. Ananda Marga. Jakarta.
Sarasvati, Svami Satyananda. 2002. Asana Pranayama Mudra Bandha. Paramita.
Surabaya.
Sindhu, Pujiastuti. 2007. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga.
Qanita. Bandung.
Siska, Connie. 2009. Siapa Bilang Yoga Itu Sulit. Gramedia. Jakarta.
Sivananda, Swami. 1969. Kundalini Yoga. Penjedar. Malang.
Sivananda, Swami. 1970. Yoga Asanas. Mandira. Semarang.
Somvir. 2008. Mari Beryoga. Bali-India Foundation. Denpasar.
Somvir. 2001. 108 Mutiara Veda. Paramita. Surabaya.
Somvir. 2009. Yoga dan Ayurveda. Bali-India Foundation. Denpasar.
Sudarsana, IB Putu. 1998. Ajaran Agama Hindu Samkhya Yoga. Dharma Acarya. Denpasar.
Suryani, Luh Ketut. 1996. Meditasi Mencapai Hidup Bahagia. BP.
Denpasar.
Sukarma, Wayan dan Budi Utama. 2010. Canang
Sari Dharmasmrti. Widya Drama. Denpasar.
Titib, I Made. 2006. Persepsi Amat Hindu di Bali Terhadap Moksa Dalam Svargarohanaparva :
Perspektif Kajian Budaya. Paramita. Surabaya.
Vidyanand, Swami. 2007. Simple Yoga : Yoga Praktis untuk Pemula.
Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Worby, Cynthia. 2007. Memahami Segalanya Tentang Yoga. Karisma. Tangerang.
_____________ . 2003. Yoga Jalan Tantra. Ananda Marga. Jakarta.
Yudiantara, I Putu. 2009. Cerdas
Spiritual Melalui Bhagavad Gita. Paramita. Surabaya.
Yuliarti, Nurheti. 2009. The Vegetarian Way.
Andi. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar